Alasan Mengapa Kita Suka Memakai Software Bajakan


Posting kali ini masih berhubungan erat dengan posting sebelumnya, yaitu Budaya Pembajakan Software. Cuman kali ini fokusnya adalah seperti judul di atas. Sumber yang saya pakai adalah dari link ini http://id.forums.wordpress.com/topic/mengapa-saya-suka-memakai-software-yg-bajakan?replies=22, di sini, saya cuman menyimpulkan inti berbagai macam alasan yang dikemukakan dalam forum tersebut, plus beberapa tambahan menurut versi analisis saya sendiri. Saya angkat tema ini juga untuk menguak alasan pribadi, motif dan motivasi saya kenapa saya sendiri gemar menggunakan software bajakan. Berikut adalah beberapa alasannya :

  1. Software ori yang full version lisensinya mahal, andaikan murah, mungkin masih bisa menggunakan yang asli.
  2. Banyak yang tidak familiar menggunakan software tandingan sekelas software ternama kelas dunia.
  3. Sedari awal sudah dibiasakan menggunakan software tersebut, sehingga tumbuh menjadi karakter, dan jika dialihkan ke software serupa yang open source maka akan sangat kesulitan dalam penggunaan aplikasinya.
  4. Ada yang bilang microsoft lagi kena karma, karena dulunya dia (sang penemu, yaitu Bill Gates) membajak dari Mac OS (dunia teknologi kok ada karma, tanya kenapa???).
  5. Pengaruh lingkungan/kebudayaan, dimana sejak awal memang sudah dididik untuk menggunakan yang bajakan, tanpa tahu esensinya (aspek legalitas, manfaat, kerugian, dsb). Dan lingkunganpun sangat mendukung, dengan ikut andil menyediakan supply dan akses yang mudah untuk bisa memiliki dan meng-install software bajakan tersebut.
  6. Kelemahan/kesalahan aparat penegak hukum yang kurang/bahkan tidak bersikap tegas menindak pelanggaran semacam ini, padahal dasar hukumnya sudah jelas dan seharusnya bisa diterapkan.
  7. Mungkinkah ini kesalahan programmer/producer? Karena tidak memproteksi produk paten mereka dan memiliki celah yang dapat dimanfaatkan (di-crack, di-patch, dsb).
  8. Beberapa aplikasi/software berbayar tidak terdapat pada yang open source. Artinya, belum ada software open source yang bisa menandingi versi berbayarnya, misalnya saja game.
  9. Seandainyapun software berbayar harganya murah, tidak menjamin penggunaan legalitas menyeluruh, sebab paradigma masyarakat sekarang yang bermoto “Bila ada yang murah, kenap pilih yang mahal. Bila ada yang gratis, kenapa musti bayar” merupakan realisasi dari prinsip ekonomi.
  10. Ada yang berasumsi bahwa penggunaan software bajakan karena adanya kesempatan, bila kesempatan sudah lenyap, maka mau tak mau harus membeli atau memakai versi open source (kesempatan apa niat ya? Susah membedakannya deh, ckckckckck… @_@”).
  11. Butuh waktu yang lama untuk mengganti dari yang berbaya menjadi versi open source/gratis, karena harus muter-muter mencari software yang setara, menguji kinerjanya, membandingkan fitur dan fasilitas, lalu membiasakan. Butuh proses yang lumayan panjang ternyata.

Menurut saya, ini adalah sebagian dari strategi dan taktik marketing perusahaan software besar kelas dunia (sebut saja microsoft atau adobe group misalnya). Memang dari segi paten mereka merugi, tapi masih ada kok yang rela dan loyal membeli produk mereka dan menggunakannya secara legal. Lagi pula, kalau kita terus-terusan menggunakan produk mereka secara ilegal (membajak), yang rugi bukan mereka, melainkan kita sendiri dan secara jangka panjang, justru para produsen tersebutlah yang diuntungkan. Loh, kok bisa?

Coba bayangkan :

  1. Ketika kita asyik menggunakan software bajakan mereka, lalu mereka tiba-tiba datang dan menjerat secara hukum, biaya dendanya jauh lebih besar dari harga asli produk itu sendiri. Siapa yang untung? Mereka, bukan kita.
  2. Ketika kita sudah sangat terbiasa menggunakan salah satu produk mereka, lalu mereka me-lounching produk terbaru, buru-buru kita langsung uptodate menggunakan produk terbaru mereka, mencoba dengan antusias, lalu me-review di situs sendiri/blog/nimbrung di beberapa forum menceritakan sekilas berbagai fitur dan fasilitas terbaru yang diberikan, lalu memberikan kesan puas. Berarti secara tidak langsung kita/anda-anda sekalian menjadi marketing efektif yang mempromosikan produk mereka secara gratis, meskipun imbalannya kita dapat software gratis (bajakan maksudnya :D) dan efek positif lainnya secara tidak langsung (misalnya menaikkan page rank di situs/blog-nya yang me-review).
  3. Mungkin mereka sengaja membiarkan praktek pembajakan, untuk mendikte masyarakat agar terbiasa terus menggunakan produk mereka, alhasil, kalo kita sudah cinta mati dengan produk mereka (ketergantungan tingkat tinggi maksudnya, sudah nggak mau pindah ke lain hati), maka doktrin apapun yang mereka berikan, akan masuk dengan mudah ke pikiran kita. Yang pada akhirnya membuat kita terjajah sama pemikiran mereka dan kita tidak bisa/sulit membuat penilaian sendiri (doktrin?? Penilaian?? Apa’an coba? Maksudnya apa sih? Hehe, kata orang expert di dunia TI sih gitu, saya juga sebenernya agak nggak paham, tapi tau maksudnya, mudah-mudahan anda sekalian juga. Paham dari Hongkong? Au ah gelap… (-_-“)).
  4. Kalau produk mereka banyak digunakan (meskipun mayoritas bajakan), itu berarti produk yang mempunyai nilai tinggi, sampai-sampai orang rela mendapatkannya dengan cara apapun (membajak), dan itu bisa mendongkrak popularitas perusahaan mereka, dimana keuntungan terus mengalir, meski dari sisi lain. Inilah yang disebut menguasai pangsa pasar.
  5. Saat ini, memang penegakan hukum dimana-mana lemah, terbukti dengan semakin meningkatnya prosentasi pembajakan software di seluruh dunia. Andaikata suatu saat nanti, ketika hukum dunia mulai ditegakkan seadil-adilnya (jaman datangnya satria piningit kali ya?? :D), dan masyarakat yang sudah sangat terbiasa menggunakan software bajakan harus terjerat hukum, antara pilihan membayar atau pindah menggunakan produk lain (yang open source tentunya), bukankan keuntungan yang didapatkan produsen akan sangat luar biasa sekali? Siapa yang rugi?
  6. Yang namanya software berbayar, mereka pasti membukus produknya serapat mungkin, dalam artian, kita tidak diijinkan melihat proses apa yang sebenarnya sedang berjalan ketika software tersebut bekerja. Lain halnya dengan open source, yang mengijinkan kita melihat hingga ke akarnya (yaitu coding programnya), dimana dari situ para programmer bisa mengembangkan kemampuannya dalam membuat produk tandingan yang tak kalah hebatnya dari versi berbayar. Mengapa mereka (produsen produk berbayar) melakukan itu? Sebab mereka tidak ingin kita mengetahui rahasia teknologi mereka (ya iyalah, namanya juga rahasia, ya pasti tidak untuk umum dong), padahal belum tentu teknologi yang mereka gunakan adalah murni hasil penemuan dan pemikiran mereka sendiri. Dan tujuan lainnya adalah, agar kita merasa dimanjakan dan terbiasa dengan kemudahan yang mereka tawarkan, sehingga kita diperbudak oleh produk mereka, dan tidak membuka mata untuk produk open source meskipun harus dengan sedikit usaha dan kesusahan (sedikit?? Banyak kok yang susah menggunakan linux, karena gratis, varian distronya bisa lebih banyak dari bintang di langit. Hehe,, lebay.. :P).

Mungkin masih ada yang mau menambahkan beberapa alasan lagi? Biar koleksi alasan saya cukup banyak dan kuat untuk bisa meninggalkan software berbayar dan beralih ke FOSS (free open source software).

Dilihat dari berbagai alasan dan analisis di atas, penggunaan software bajakan awalnya memang sangat menguntungkan kita (soalnya gratis.. :D), tetapi sesungguhnya kerugian yang luar biasa sedang menanti kita di depan mata (kalau sang produsen sudah mulai berulah tegas).

Namun dari sisi open source, susah juga memang membiasakan mandiri dalam menggunakannya, karena salah satu masalah terbesar open source adalah, variannya yang sangat banyak. Saya sendiri selalu kesusahan kalau mengikuti training OS linux. Lah setiap pelatihan, distronya beda, caranya beda lagi. Inilah salah satu alasan orang malas menggunakannya, karena belum adanya standard yang memudahkan user untuk menggunakan dalam semua lingkup OS linux. Perihal mengapa Microsoft lebih populer daripada linux, pernah saya bahas dalam sebuah e-book di postingan saya yang berjudul “10 Alasan Mengapa Linux Tidak Akan Bisa Mengalahkan Windows”. Silahkan anda coba telaah sendiri, mungkin alasan bisa ditemukan jawabannya disana.

Saya pribadi sangat ingin juga sembuh dari ketergantungan penggunaan software bajakan. Namun apa daya, tidak naif, saya memang masih cinta dan dimabok asmara sama tuh software. Mudah-mudahan, resolusi kedepannya, kita semua bisa latihan sedikit demi sedikit untuk melepaskan ketergantungan itu. Bismillah hirrohman nirrohim… semangaaatttt…

11 Tanggapan to “Alasan Mengapa Kita Suka Memakai Software Bajakan”

  1. terlantar Says:

    CIP

    Suka

  2. LSX Says:

    Emang susah Gan.. Ane make ubuntu dah 2th tp tetep aja dualbot ma jendela. Lum bisa total Linux.

    Suka

    • akzir Says:

      ho’oh,, betuulll.. boro2 ganti, nyoba aja udah malesnya setengah mati, susah dan serba salah emang.. ckckkck,,,

      Suka

      • hatta caem Says:

        yang juga susah tuh adalah yang kerja d bidang open source.. pdahal sudah biasa pake jendela..
        wkekekeke…
        Tapi selalu ada kemauan, pasti ada jalan… apalagi kalo sudah tuntutan..
        BISA GAK BISA HARUS BISA…

        Suka

  3. hamzah Says:

    wew… Sulit apa tidak trgantung niat gan, sy m0 tanya, ktika pertama kenal wid*s, soto soup dkk apa langsung mahir. Gak kan? Jadi hukum ada niat ada jalan berlaku. Alhamdulillah, ane pake ubuntu buat kerja (web development) dan gak da masalah. Secara, dulu jg pmakai bajakan.

    Suka

  4. kahoda Says:

    Budayakan pake Open Source 😆

    Suka

  5. maz ipan Says:

    gimana yah???
    masih butuh si “jendela” juga gan…

    Suka

  6. Gita Says:

    Saya sekali pakek Ubuntu Linux langsung go on. Ada kesulitan langsung browsing dan seringnya SOLVED ! Emang sih awalnya rada susah dan ampe sekarang kompiku masih Dual Boot. Cuma Windows sudah hampir saya lupakan.

    Suka

  7. tokek Says:

    poin nmr 7 kurang setuju. developer udah pasti menyertakan security tingkat tinggi dalam software2 mereka. tapi masalahnya cracker selalu lebih hebat dalam mencari celah (walaupun mereka gak dibayar) lha wong perusahaan sekelas produk apple n sony terbaru aja bisa dihack.

    Suka


Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.