Aku Sesuai Sangkaan HambaKu


Sewaktu lagi blog walking, tak sengaja saya menemukan tuisan ini di suatu forum, isinya cukup menggetarkan hati, hingga membuat keyboard laptop saya basah tanpa sadar…
Ada sebuah riwayat yang diceritakan oleh Ibn Husain, yang kiranya patut kita renungkan. Isi firman ALLAH SWT yang berbunyi :

***
“Demi kemuliaan dan kebesaran KU dan juga demi kemurahan dan ketinggian kedudukan KU di atas Arsy. AKU akan mematahkan harapan orang yang berharap kepada selain AKU dengan kekecewaan. Akan AKU pakaikan kepadanya pakaian kehinaan di mata manusia. AKU singkirkan ia dari dekat KU, lalu Ku putuskan hubungan KU dengannya.

Mengapa ia berharap kepada selain AKU, ketika dirinya sedang dalam kesulitan, padahal sesungguhnya kesulitan itu berada ditangan KU. Dan hanya AKU yang dapat menyingkirkan nya !
Mengapa ia berharap kepada selain AKU dengan mengetuk pintu-pintu lain, padahal pintu-pintu itu tertutup !
Padahal, hanya pintu KU yang terbuka bagi siapapun yang berdo’a memohon pertolongan dari KU.

Siapakah yang pernah mengharapkan AKU untuk menghalau kesulitannya lalu AKU kecewakan ?
Siapakah yang pernah mengharapkan AKU karena dosa-dosanya yang besar, lalu AKU putuskan harapannya ?
Siapakah pula yang pernah mengetuk pintu KU lalu tidak AKU bukakan ?

AKU telah mengadakan hubungan yang langsung antara AKU dengan angan-angan dan harapan seluruh makhluk KU. Akan tetapi, mengapa mereka malah bersandar kepada selain AKU ?
AKU telah menyediakan semua harapan hamba-hamba KU, tetapi mengapa mereka putus asa & tidak puas dengan perlindungan KU ?

Dan AKU pun telah memenuhi langit KU dengan para malaikat yang tiada pernah jemu bertasbih pada KU, lalu AKU perintahkan mereka supaya tidak menutup pintu antara AKU dan hamba-hamba KU. Akan tetapi, mengapa mereka tidak percaya kepada firman-firman KU. Tidakkah mereka mengetahui bahwa siapa pun yang ditimpa oleh bencana yang AKU turunkan tiada yang dapat menyingkirkannya kecuali AKU !
Akan tetapi , mengapa AKU melihat ia dengan segala angan-angan dan harapan itu, selalu berpaling dari KU ?
Mengapakah ia sampai tertipu oleh yang lain ?

AKU telah memberikan kepadanya dengan segala kemurahan KU apa-apa yang tidak sampai harus ia minta. Ketika semua itu AKU cabut kembali darinya, lalu mengapa ia tidak lagi memintanya kepada KU untuk segera mengembalikannya, akan tetapi malah meminta pertolongan kepada selain AKU.

Apakah AKU yang memberi sebelum diminta, lalu ketika diminta tidak AKU berikan ?
Apakah AKU ini bakhil, sehingga dianggap bakhil oleh hamba KU ?
Tidakkah dunia dan akhirat itu semuanya milik KU ?
Tidakkah semua rahmat dan karunia itu berada di tangan KU ?
Tidakkah dermawan dan kemurahan itu adalah sifat KU ?
Tidakkah hanya AKU tempat bermuara semua harapan ?
Dengan demikian, siapakah yang dapat memutuskannya daripada KU ?

Apa pula yang diharapkan oleh orang-orang yang berharap, andaikan AKU berkata kepada semua penduduk langit dan bumi, ” Mintalah kepada KU !” AKU pun lalu memberikan kepada masing-masing orang, pikirkan apa yang terpikir pada semuanya ?
Dan semua KU berikan itu tidak akan mengurangi kekayaan KU meskipun sebesar debu.
Bagaimana mungkin kekayaan yang begitu sempurna akan berkurang, sedangkan AKU mengawasinya ?

Sungguh, alangkah celakanya orang yang terputus dari rahmat KU. Alangkah kecewanya orang yang berlaku maksiat kepada KU dan tidak memperhatikan AKU. Dan tetap melakukan perbuatan-perbuatan yang haram seraya tiada malu kepada KU.

” Sesungguhnya AKU sesuai dengan prasangka hamba terhadap KU ”
***

Dari Bukhari, Muslim, Tirmidhi dan Ibn Majah, diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a: Rasulullah s.a.w bersabda: “Allah s.w.t berfirman: Aku adalah berdasarkan kepada sangkaan hambaKu terhadapKu. Aku bersamanya ketika dia mengingatiKu. Apabila dia mengingatiKu dalam dirinya, nescaya aku juga akan mengingatinya dalam diriKu. Apabila dia mengingatiKu di majlis, nescaya Aku juga akan mengingatinya di dalam suatu majlis yang lebih baik daripada mereka. Apabila dia mendekatiKu dalam jarak sejengkal, nescaya Aku akan mendekatinya dengan jarak sehasta. Apabila dia mendekatiKu sehasta, nescaya Aku akan mendekatinya dengan jarak sedepa. Apabila dia datang kepadaKu dalam keadaan berjalan seperti biasa, nescaya Aku akan datang kepadanya seperti berlari-lari kecil.”

Kelakuan yang memang sangat tidak wajar jika harus tidak meminta padaNya kemudian malah berpaling dariNya. Selalu pikiran yang membuat kita kalang kabut dalam sebuah persoalan. Manusiawi memang, jika manusia selalu bersifat ketika ia ingin, maka hari itu ia ingin terjadi. Fenomena semacam ini sudah terlalu marak kita jumpai dan mungkin tanpa kita sadari mengendap dalam qolbu kita (na’udzubillah) tapi memang kenyataan sulit kita pecahkan, pencerahan macam apapun seolah-olah menjadi semacam hal paling biasa dan mereka pun tahu itu. Tapi anehnya, tetap saja berlaku demikian.

Karena memang ada banyak faktor yang mempengaruhi emosi, intuisi, atau seabrek gejala fsikologis yang mengarah pada penyelewengan aqidah secara halus. Sangat halus, dan saking halusnya ia seolah-olah menjadi hal yang sangat biasa dan dirasa tidak menyimpang. Dalam hidup kita selalu merasa lebih banyak gagal dari pada berhasil atau sukses, lebih sering rugi dari pada untung, dan selalu tersandung ketika baru maju beberapa langkah.

Namun nyata atau tidak, harapan yang tak kesampaian sering membuat kita frustasi, menyesali diri, bahkan menyalahkan Ilahi (na’udzubillah). Jika suatu kegagalan melanda, kita merasa seolah menjadi manusia yang paling nelangsa. Sebuah musibah membuat kita lupa sejuta anugerah. Seperti peribahasa “nila setitik merusak susu sebelangga”.

Padahal adalah sebuah kenyataan bahwasannya tidak setiap impian yang tergapai membuat kita damai, tidak setiap harapan yang kesampaian membuat hati tentram. Bahkan merupakan sebuah kenyataan bahwa banyak perkara yang kita benci ternyata adalah sesuatu yang paling baik disisiNya. Seperti dikatakan firmanNya dalam ayat berikut :


Kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak”. (QS An-Nisa’ : 19).


Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetauhi, sedangkan kamu tidak mengetauhi”. (QS Al-Baqarah : 216).

Persoalan tauhid dan aqidah memang sangat berat. Semoga dengan ini, kita bisa saling mengingatkan dan instropeksi diri, Insya Allah….

NB : Adakah yang tau perawi / sanad dari hadits panjang di atas? Tolong kasih tau saya, sebab saya sudah cari-cari kok belum nemu,,, 😀

Sumber diambil & diedit dari : http://www.wisatahati.com/forum/viewtopic.php?f=2&t=235&sid=eb3844a32c2ae6a96c34a3e1ee7e310d

16 Tanggapan to “Aku Sesuai Sangkaan HambaKu”

  1. Nyimak Says:

    izin bookmark akhi..jzklh..keren banget..semoga bisa terus saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran..

    Suka

  2. Ary sinichi journal Says:

    Izin copy untuk di blog akhi……
    Semoga Kita termasuk orang-orang yang mendapat Rahmat dan hidayahNya.. Amiiiiiiiinn!!!

    Suka

  3. Motivasi Islami, Allah sangat dekat dengan HambaNya Says:

    […] untuk akzirs blog yang sudah publish artikel luar biasa ini. Share and […]

    Suka

  4. auliarakhman Says:

    sadakaulaa hul’azim..

    Suka

  5. Hamba Allah Says:

    Subahanallah . . .Astagfirullah ampuni hambamu yang penuh dengan dosa ini ya Rabb

    Suka

  6. ferlisukses Says:

    Subhanallah…. Astaghfirullah hal adziiimm… Ampuni hambamu ini ya Allah yang telah banyak lalai akan Engkau..

    Suka

  7. Khariza Says:

    Izin share ya..

    Suka

  8. Fitri Tri Budiarti Says:

    Assalamalaikum…Ijin share ya

    Suka

  9. Kartika Says:

    Assalamualaikum, bagus banget, saya sedang mencari tentang ini, pernah dengar tapi tidak lengkap….alhamdulillah ….izin share,ya

    Suka

  10. arkini Says:

    Alhamdulillah…

    Suka


Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.